Meski belum ada penelitian yang rinci mengenai jumlah
penderita zoophillia, tetapi ada dugaan jika penderitanya terus
meningkat. Seperti diketahui zoophillia adalah kelainan seksual di mana
penderita baru mencapai kepuasan seksual apabila berhubungan dengan hewan atau
binatang.
Seksologi kondang, Naek L Tobing mengatakan, sedikitnya
ada tiga faktor yang menyebabkan manusia berkecenderungan menjadi zoophillia.
Pertama, ketidakmampuan berinteraksi dengan lawan jenisnya. Padahal, sebagai
manusia mereka tetap memiliki hasrat seksual yang dapat dilampiaskan dalam
berbagai bentuk.
Karena tidak memiliki kemampuan berinteraksi dengan lawan
jenis, maka mereka mencari pelampiasan dengan cara yang paling mudah, yaitu
‘bercinta’ dengan binatang.
Sedangkan penyebab kedua adalah situasi dan keadaan
sekitarnya. Bila manusia tinggal di tempat yang berjauhan dengan manusia lain
dan hidup dengan sejumlah binatang maka peluang menjadi zoophillia
menjadi besar. Pasalnya, ketika hasrat seksualnya menggelegak, mereka hanya
berhadapan dengan para binatang. Alhasil, hewan-hewan itulah yang menjadi
pasangannya.
Penyebab ketiga adalah kekecewaan terhadap pasangan. Hal
ini sering terjadi pada pasangan yang sudah menikah, tetapi mereka merasa
pasangannya sudah tidak dapat lagi memberikan kepuasan seksual. Guna
mendapatkan kepuasan tersebut mereka mencari pasangan alternatif. Bila mereka
mempunyai hewan piaraan seperti anjing atau angsa maka hewan-hewan tersebut
dapat menjadi pemuas seks.
Dari ketiga kemungkinan di atas, Naek L Tobing tidak dapat
memberikan keterangan yang pasti faktor mana yang paling dominan. Memang,
penelitian terhadap penyimpangan seksual seperti ini cukup sulit karena jarang
penderita yang mengakui kelainan yang dideritanya.
@benKLIK: ”Hanya ada satu hal yang bisa menahankan tekanan hidup selamanya: hati nurani yang tenang" (Euripides)
Comments
Post a Comment