Sebagai bentuk hubungan seksual dimana penis lelaki
dimasukkan ke dalam anus pasangannya, anal seks mengandung banyak resiko yang
berbahaya. Alasannya, selain meningkatkan resiko penularan penyakit hubungan
seksual, juga menyebabkan infeksi lain seperti cidera atau kerusakan dan
tentunya jika dilihat dari segi agama, anal seks jelas-jelas sangat dilarang.
Bagi sebagian orang, mungkin anal
seks tidak terlalu membahayakan bahkan mereka menganggapnya permainan yang mengasyikan.
Memang sih...tidak seperti vagina, rektum (poros usus) tidak dirancang untuk
kegiatan seksual karena di dalamnya hanya mengandung sedikit pelumas
elastisitas.
Dengan masuknya penis dapat
menyebabkan jaringan anus dan rektum robek dengan mudah. Hal ini berarti bahwa
kontak langsung dengan cairan tubuh (dalam hal ini, darah dan sperma) dapat
benar-benar terjadi.
Yang kasihan adalah pasangan Anda, jika anal seks dilakukan dengan pasangan perempuan, maka dapat menyebabkan si perempuan terinfeksi bakteri dan kuman lain dari ususnya sendiri. Robekan dan regangan pada daerah tersebut dapat mengakibatkan kerusakan pada anus dan rektum, baik temporer maupun permanen.
Yang kasihan adalah pasangan Anda, jika anal seks dilakukan dengan pasangan perempuan, maka dapat menyebabkan si perempuan terinfeksi bakteri dan kuman lain dari ususnya sendiri. Robekan dan regangan pada daerah tersebut dapat mengakibatkan kerusakan pada anus dan rektum, baik temporer maupun permanen.
Secara normal berbagai jenis bakteri
hidup dengan aman pada daerah tersebut (bakteri-bakteri tersebut juga kita
butuhkan), dengan catatan lapisan usus besar tersebut dalam keadaan utuh. Namun
bakteri-bakteri tersebut dapat masuk dan menyebabkan infeksi serta abses yang
berat melalui jaringan yang robek tersebut.
Abses di daerah anus ini cukup
menyakitkan dan mudah menyebar lebih dalam lagi. Karena bagian tubuh ini
memiliki suplai darah yang luas, infeksi-infeksi tersebut dapat menyebar dengan
mudah dan cepat. Bila terdapat robekan yang cukup berarti, biasanya diperlukan
pengobatan dengan antibiotika secara suntikan (intravena, IV) dan suatu
operasi perbaikan.
Dan, karena terjadi luka serta
robekan pada kondom maka penularan akan sangat beresiko tinggi pada pasangan
yang melakukan anal seks. Sedang jenis penyakit yang sering ditularkan akibat hubungan
anal seks adalah Chlamydia dan Hepatitis B.
Selain itu, jika Anda kerap melakukan
anal seks juga beresiko tinggi untuk mengalami kerusakan otot-otot di sekitar
anus. Yaitu otot-otot yang mengatur proses pengeluaran kotoran. Dari beberapa
penelitian, memperlihatkan bahwa lelaki yang menerima perlakuan anal seks
secara terus menerus memiliki tonus otot anus yang lebih rendah sehingga
kadang-kadang mereka sulit menahan pengeluaran kotoran. So, pikirkan
lagi jika Anda berniat melakukan anal seks karena kenikmatan yang didapat hanya
sesaat.
Post a Comment